Monday, April 25, 2016

Revolusi Mental untuk Membangun Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Refleksi


Revolusi Mental Untuk Membangun Pendidikan Karakter Bangsa

Sebelum kita mulai pembahasan dari Revolusi Mental untuk Membangun Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Refleksi, terlebih dahulu kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT dengan ucapan alhamdulillahi Robbil alamin. Sebagai wujud rasa syukur kita, tentunya kita mempunyai kewajiban untuk meramut segala pemberian dari Allah SWT yang berupa nikmat serta hidayahNYA, dan memanfaatkannya dengan mengikuti dan menaati semua peraturan Allah SWT sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai uswatun hasanah.

Kita semua sependapat bahwa karakter suatu bangsa terbentuk dalam waktu yang lama melalui pendidikan dan kebudayaan. Dengan demikian untuk mengubah karakter suatu bangsa akan memerlukan waktu yang lama dengan menggunakan wahana pendidikan formal maupun non formal dan melalui budaya bangsanya.
Bagaimana kondisi perkembangan pendidikan di negeri ini? Bagaimana halnya perkembangan budaya bangsa selama ini?

Kita bisa merenung sejenak tentang perkembangan pendidikan dan budaya bangsa yang berujung pada karakter masyarakat kita dewasa ini. Karakter bangsa yang sudah jauh dari nilai-nilai ajaran agama, selain sudah tidak sesuai dengan Pancasila sebagai dasar negara dan jauh dari semangat '' Bhineka Tunggal Ika '' yang mengantarkan bangsa Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaannya. Maka oleh karena itu kita wujudkan Revolusi Mental untuk Membangun Pendidikan Karakter Bangsa, supaya ada perubahan pada karakter suatu bangsa tersebut.

Berbagai diskusi telah dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat baik formal maupun non formal. Langkah-langkah persial juga telah dilakukan oleh para motivator, dosen, guru, dan berbagai tokoh masyarakat dilingkungan kampus, institusi, sekolah dan tempat-tempat lain yang secara sporadis tumbuh dimana-mana. Ini merupakan kegiatan positif bahkan boleh dibilang terobosan kreatif untuk menghadapi berbagai ironi di negeri ini. Kegiatan ini bisa diyakini akan membangun kesadaran kolektif warga bangsa. Kesadaran kolektif tentang pentingnya perubahan yang akan memungkinkan terbentuknya Gerakan Nasional Perubahan.

Kita perlu bersama-sama membuka mata, membuka telinga, membuka pikiran dan hati kita agar kita bisa menumbuhkan rasa cinta kita terhadap tanah air, bangsa dan negara yang kita cintai. Rasa cinta tanah air ini akan membangkitkan rasa ikut memiliki, ikut menjaga dan berani melihat diri sendiri dengan segala kekurangan sehingga selalu siap mendapat kritik dari siapapun dan kapanpun terkait dengan kondisi ini dan sejauh mana dirinya telah berbuat.


CINTA TANAH AIR

Cinta Tanah Air adalah wujud kita untuk Membangun pendidikan karakter Bangsa, rasa Cinta Tanah Air ini harus dimiliki oleh seluruh warga masyarakat di negeri ini, apalagi generasi muda. Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujudkan cita-cita bangsa, harapan dalam setiap kemajuan dalam suatu bangsa, yang dapat mengubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.


Mencermati berbagai perkembangan situasi dan kondisi bangsa ini kita tentu bisa melihat, merasakan, menyaksikan bahkan ikut mengalami sendiri betapa ironisnya negeri ini. Mulai dari kepemimpinan, konflik sosial, moralitas, pornografi, kenakalan remaja, ketidakjujuran dan kemunafikan, tawuran antar kelompok, ancaman bom sampai dengan hutang luar negeri dan peristiwa memilukan lainnya.
Kondisi demikian apabila terus berlangsung tanpa adanya perubahan, masihkah Indonesia Raya sebagaimana yang kita nyanyikan itu sepuluh atau dua puluh tahun kedepan?
Sebagai warga bangsa, mari kita bersama-sama merenung dan merefleksikan sejenak sembari mencari berbagai langkah dan tindakan alternatif yang masih memungkinkan kita lakukan.



                                     

   

























































































No comments:

Post a Comment